Shalat Pakai Kaos Oblong? Apa Nggak Malu?

Ini obrolan khusus untuk kalangan kaum lelaki. Ketika para lelaki berangkat shalat ke mushalla/masjid, pernahkah kita memperhatikan rekan-rekan sekalian ketika hendak shalat berjamaah? Atau tak perlu jauh-jauh, kembalikan saja pertanyaan berikut ini pada diri sendiri. Pakaian seperti apa yang kita kenakan ketika berangkat untuk shalat berjamaah ke masjid?

Marilah sejenak kita memperhatikan anjuran/perintah Allah yang cukup mudah yang terdapat di dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-A’raf ayat 31: 
Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid…. 
Bisa kita sadari, betapa Allah SWT sangat memahami keadaan seluruh umat muslim, tidak semuanya berpunya. Betapa anjuran Allah SWT ini sangat ringan. Bukan perintah untuk mengenakan pakaian terbagus, tetapi pakaianmu yang bagus. Terbayang jika orang miskin yang setahun saja belum tentu beli pakaian baru diperintahkan untuk memakai pakaian terbagus. Mereka pasti tak punya. Tetapi, pakaiannya yang terbagus dari yang dia miliki, pasti ada. Meskipun mungkin tak akan menandingi pakaian terjelek milik orang kaya.

twitter
Namun miris, karena kenyataannya yang sering saya jumpai adalah rekan-rekan yang lumrah berpakaian “seadanya” ketika ke masjid untuk shalat berjamaah. Ada yang memakai sarung dengan atasan sekadar kaos singlet berlengan warna putih. Atau, memakai celana jeans, disertai kaos oblong dengan banyak tulisan pemecah konsentrasi orang lain. Dan yang lain sebagainya, yang serba seadanya.

Mungkin kita tidak asing dengan kalimat yang biasa diguyonkan berikut.
Ketika kita akan menemui pejabat saja kita berpakaian sangat rapi, Lantas, mengapa ketika menemui Sang Pencipta, kita berpakaian seadanya?
Seharusnya guyonan seperti ini bukan sekadar dikelakarkan saja, tetapi diambil hati dan dilaksanakan dengan kesadaran diri.

Coba perhatikan seseorang yang ketika shalat memakai kaos oblong. Saat sedang sujud, secara tidak disadari kaos oblong tersebut akan mengangkat mengikuti pergerakan bahu yang sedang sujud. Ketika itulah, pinggang belakang akan tersingkap. Dan yang sangat mengganggu adalah, kadang celana dalam orang berkaos oblong tersebut akan menyembul – berbalapan dengan lingkar pinggang celananya. Bukankah betapa sangat tidak sopan terhadap orang yang ada di belakangnya?

Ada sebuah kaidah ushul fiqih yang pernah, hal yang menjadi syarat sebuah perkara wajib, maka ia menjadi wajib pula. Seperti misalnya shalat yang bersifat wajib. Maka wudhu yang harus diambil ketika hendak melaksanakan shalat tersebut, menjadi perkara yang wajib pula.

Begitu pun pula dengan perkara shalat memakai kaos oblong ini. Perkara yang menjadikan shalat kita menjadi batal, maka hal tersebut harus ditinggalkan. Jika kita masih mengerjakan perkara yang bisa membatalkan shalat kita tersebut, maka perkara tersebut mungkin saja bisa menjadi haram.

Karena, bukankah shalat yang batal disengaja tak lebih dari tidak shalat. Tidak shalat maka berarti meninggalkan kewajiban. Dan tidakkah meninggalkan kewajiban bagi seorang mukmin adalah sebuah perkara yang haram?

Namun memang, tidak serta merta memakai kaos oblong ketika shalat menjadi haram. Toh, tidak semua kaos oblong berpotensi membuka aurat ketika sujud. Hanya saja, kembali kepada firman Allah SWT tadi. Bukankah lebih utama kita menjaga keutamaan shalat kita dengan tidak sekadar berkaos oblong?

Wallahu a’lam…


(dakwatuna)

0 Response to "Shalat Pakai Kaos Oblong? Apa Nggak Malu?"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar anda disini.